PengurusWilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim) di situs resminya, yang diwakili oleh Pengasuh Ponpes Aswaja Sukolilo Surabaya, Kiai Ma'ruf Khozin, Surat Yasin lebih utama dibaca saat malam Jumat. Sementara itu, Surat Al-Kahfi dibaca saat Jumat siang. Hal tersebut berdasarkan dua hadis yang ada di bawah ini. Sehinggaartinya "Silahkan anda menempati". Adapun naskah lengkapnya ada dalam kepustakaan Pengsuh Pesantren Al-Kahfi Somalangu. gerakan Karamithah masuk ke Makkah Al Mukarramah di musim haji dan membuat keributan di sana serta mengambil hajar aswad dari tempatnya[7]. dinamakan Zubaidah yang mana dia adalah istri Haru Al Rasyid Welcometo facebook official account of Al-kahfi Interculture Department In Jakarta Kramat Raya, Jakarta, Indonesia MahalulQiyam di pondok pesantren Al Kahfi Somalangu BersholawatKebumen kota sholawatAyo bersholawat kepada nabi Muhammad Saw semoga kita semua mendapatkan s SyekhFadhil Kunjungi Ponpes Al Kahfi Somalangu Kebumen. karena mondok ditempat tersebut tidak dipungut biaya dan selalu mendapatkan ilmu-ilmu agama yang baik Habib Luthfi Kembali Masuk Daftar 50 Besar Tokoh Muslim Paling Berpengaruh Tahun 2022. Berita 2 days ago. Gotongroyong bersama segenap elemen masyarakat dan dinas terkait itu dilakukan pada Minggu, 31 Januari 2020 di Sumberadi Kecamatan Kebumen tepatnya di Bendungan Sumberadi belakang Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Kahfi Somalangu. Dari pantauan Tim Kebumen Talk, terlihat banyaknya sampah kayu menyumbat aliran air sungai di belakang Ponpes Al-Kahfi. xc1WOBy. Pesantren Terbaik di Kebumen Kebumen merupakan tempat pengambilan gambar film The Raid 2. Tepatnya di Benteng Van der Wijck Gombong. Ada yang menulis Kebumen merupakan kota indah yang tidak terlalu dikenal, dan memang kenyataannya demikian. Di sisi lain ternyata Kebumen menyimpan banyak lembaga pendidikan terbaik. Di antaranya adalah pesantren. Baik pesantren tahfidz Quran, pesantren modern, hingga pesantren salafiyah berada di kota ini. Oleh sebab itu kami akan mengulas pesantren terbaik di Kebumen, berdasarkan review dan rating Google. Nomor bukanlah rangking. Pesantren Salafiyah Darussa’adah Pesantren Putri Eksklusif Tahfidz Bersanad 30 JuzPesantren Tahfidz Quran AnakMuhammadiyah Boarding School Ponpes Al Kamal GombongPesantren Al Kahfi SomalanguPonpes Al Islah Alumni GontorPesantren Al Barakah Sempor KebumenDaftar Pesantren Bagus di Kebumen Pesantren Salafiyah Darussa’adah Alamat pesantren ini di Bulu, Kritig, Petanahan. Ini merupakan pesantren putra putri yang berada di wilayah pedesaan Kebumen. Suasananya masih banyak pohon, bahkan jalanan masih terasa sepi. Pesantren ini alirannya salafiyah. Tandanya adalah adanya diniyyah dengan jenjang I’dadiyah, Ibtida’i, Tsanawi, dan Aly. Ini merupakan jenjang pendidikan untuk mempelajari keislaman secara mendalam. Materi yang paling menonjol seperti tafsir, kemudian nahwu, sorf, dan hadis menjadi perhatian utama. Juga ada kegiatan sorogan kitab fiqh. Santrinya berjumlah ratusan. Oleh sebab itu menjadi salah satu pesantren terbaik di Kebumen. Pendidikan formalnya tersedia Tsanawiyah dan Aliyah, prestasinya kebanyakan di bidan kepramukaan. Kalau fasilitas, tentu sangat standard sekali. Biaya masuknya saja sekitar satu juta rupiah. Sedangkan untuk biaya bulanannya sekitar 240 ribuan. Pesantren Putri Eksklusif Tahfidz Bersanad 30 Juz Jika Anda ingin mencari pesantren tahfidz Quran 30 juz bersanad ke Rasulullah khusus putri dengan fasilitas terbaik, maka Darul Hikam adalah jawabannya. Kyai juga mendampingi setiap hari. Selepas khatam, atau lulus SMA ada bimbingan khusus baik ke Timur Tengah atau ke Eropa bagi yang menghendaki. Informasi lengkap tentang Darul Hikam Mojokerto bisa kunjungi link ini. Atau bisa menghubungi 0811 3520 100. Adv. Pesantren Tahfidz Quran Anak Jika ingin memilih pesantren tahfidz Quran anak-anak, atau usia SD, maka Yanbu’ul Quran adalah pilihannya. Alamat lengkapnya di Jalan Raya Tersobo, Tersobo Dua, Kecamatan Prembun. Ponpes ini fokus Al Quran. Usia minimal santri adalah 6 hingga tahun. Bisa dikatakan kelas satu SD. Nantinya santri akan diseleksi untuk mendapatkan tempat menghafal. Bisa untuk putra dan putri. Secara kegiatan dalam sehari-hari dari pagi sudah menghafal, jam tujuh sekolah, selepas dhuhur mengaji lagi, sore juga mengaji, malam juga mengaji. Tersedia pendidikan formal jenjang SD. Adapun untuk biaya masuknya, Putra sebesar sedangkan putri Untuk SPP satu bulan, atau bulanan sebesar Ini di tahun 2022-2023. Muhammadiyah Boarding School Satu lagi pesantren terbaik di Kebumen adalah MIBS. sekolah ini berafiliasi kepada Muhammadiyah yang dikenal memiliki kemampuan dalam mengelola lembaga pendidikan Islam. Alamatnya di Jl. ayani Indrakila, Kebumen, Kec. Kebumen. Dari sisi keunggulan Muhammadiyah memiliki karakter pendidikan umum formal yang baik. Tersedia jenjang SMP dan SMA untuk putra dan putri. Sekolahnya lumayan besar, meskipun gedungnya terlihat lama. Tapi tenang, masih banyak sawah di sekitar. Keunggulan selanjutnya adalah tahfidz Quran satu juz dalam jangka waktu satu tahun. Jadi kalau enam tahun berarti enam juz. Cukup banyak. Kedua adalah ilmu falaq. Sangat jarang pesantren yang khusus mengajarkan ilmu falaq. Terakhir adalah aspek kewirausahaan yang dilatih untuk kemandirian. Biaya masuknya sekitar juta rupiah. Sedangkan bulanannya sekitar 850 ribuan. Jika masih ada kebingungan bisa kunjungi website resminya di sini, Ponpes Al Kamal Gombong Mungkin pesantren ini merupakan salah satu pesantren terbesar di Kebumen. Santrinya banyak. Dan memiliki lingkungan yang cukup luas. Alamatnya Jl. Karang Bolong, Buayan, Lemahduwur, Kuwarasan. Ini merupakan salah satu pesantren terbaik di Kebumen. Identitas dari pesantren ini menurut kami penekanan pada pendidikan umumnya cukup kuat. Bahkan beberapa jenjangnya ada program unggulan. Buktinya adalah beberapa prestasi yang diraih, seperti juara lomba Sosial Project Competation SPC Tingkat Nasional Se-Indonesia tahun 2015. Untuk lomba personalnya rata-rata tingkat kabupaten Kebumen, seperti juara dua olimpiade Matematika pada tahun 2015. Sedangkan untuk pesantrennya ada diniyah dan sedikit tahfidz Quran. Untuk kehidupan keseharian di Pesantren lebih mirip dengan pesantren Gontor, karena beberapa guru memang alumni dari pesantren Gontor. Ada pendidikan bahasa arab inggris juga pembiasaan melalui pidato. Info lengkap bisa kunjungi website resminya di sini, Pesantren Al Kahfi Somalangu Satu lagi pesantren terbaik di Kebumen yaitu Al Kahfi Somalangu. Pesantren ini cukup terkenal di Kebumen dan sekitarnya karena besarnya pesantren dan usianya memang cukup tua, berdiri pada tahun 1475, pesantren ini lebih tua dari Sidogiri Pasuruan, atau Tremas Pacitan. Alamatnya di Kemecing, Sumberadi, Kec. Kebumen. Letaknya cukup strategis dengan identitas pendidikan formal yang cukup variatif. Dari SMP, SMA hingga SMK. Pesantren ini menampung santri putra dan putri. Dan memiliki santri hampir seribuan. Bahkan mungkin sekarang lebih dari seribu. Salah satu kelebihannya adalah gedung-gedungnya sudah terlihat begitu modern. Tidak lupa fasilitas pelengkap yang cukup memadai, seperti laboratorium dan lain sebagainya. Maka animo masyarakat cukup besar untuk masuk pesantren ini. Nah sedangkan identitas diniyahnya memiliki beberapa kegiatan rutin, seperti madrasah diniyah, ngaji kitab kuning, tahfidzul Quran, dan majelis manaqib. Oleh sebab itu secara kultural ini merupakan pesantren tradisional yang bertransformasi menjadi modern. Informasi biaya masuk dan pendaftaran bisa mengunjungi website resminya di sini, Ponpes Al Islah Alumni Gontor Kalau Anda ingin mencari pesantren yang berhaluan sistem Gontor, bisa dikatakan Al Islah Kebumen merupakan salah satunya. Beralamat di terletak di Jalan Balai Desa Dorowati Kecamatan Klirong, pesantren ini berkembang dengan pesat. Di antara tanda-tandanya adalah kurikulum pendidikan yang digunakan mirip dengan Gontor. Yaitu kurikulum KMI di mana antara pendidikan umum dan pendidikan diniyyah digabungkan menjadi satu di waktu pagi di kelas. Sehingga siswa fokus. Kelebihan lainnya adalah di sisi bahasa. Pesantren yang berhaluan demikian memiliki pembiasaan bahasa arab dan inggris dalam kesehariannya. Di antaranya dalam latihan berpidato, ada pembiasaan dalam berdiskusi bahasa arab inggris dan lain sebagainya. Kelebihan lainnya adalah aspek disiplin. Pembiasaan waktunya sudah tertata dengan rapi. Sehingga setiap hari sudah memiliki jadwal rutin yang tertata dengan padat. Di sinilah muncul yang namanya pendidikan karakter. Oleh sebab itu kami masukkan dalam pesantren terbaik di Kebumen. Informasi lengkap bisa kunjungi website resminya di sini. Sayangnya kami belum mendapatkan informasi biaya masuk pesantren al Islah Kebumen. Pesantren Al Barakah Sempor Kebumen Pesantren ini terletak di Somagede, Sempor, Kebumen. Merupakan sebuah pesantren yang berdiri belum lama, namun kini sudah memiliki santri lebih dari 300. Pesantren ini lahir dari tokoh Thariqah, sehingga bisa dikatakan secara ibadah dan pembersihan akhlaq berjalan dengan baik. Bahkan ketika peresmian masjid pun dihadiri oleh presiden KH. Abdurrahman Wahid. Pesantren ini tergolong cukup berpengaruh. Apalagi memiliki pendidikan formal dari Madrasah Ibtidaiyyah hingga jenjang Aliyah. Identitas dari pesantren ini mirip dengan pesantren NU modern pada umumnya. Yaitu memiliki pendidikan formal di pagi hari, namun juga memiliki pendidikan diniyyah dengan mengkaji kitab-kitab kuning dengan ilmu alat membaca kitab. Metode sorogan menjadi salah satu identitasnya. Nah yang menarik menurut kami adalah aspek gedung-gedungnya yang cukup megah, berdiri sekian lantai sehingga tampak kokoh. Oleh sebab itu menjadi salah satu pesantren terbaik di Kebumen. Adapun biayanya adalah sebagai berikut, MTs Daftar Pesantren Bagus di Kebumen Inilah beberapa pesantren terbaik di Kebumen versi Tentu masih banyak daftar pesantren bagus di Kebumen lainnya. Namun karena keterbatasan informasi sehingga belum bisa kami masukkan semuanya. Jika lembaga pendidikan atau pesantren ingin memiliki profil di website ini cukup kirimkan brosur dan biaya pendidikan lengkap ke email affany1986 Kami akan review untuk membantu perkembangan lembaga pendidikan Anda. Post Views Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pondok pesantren "AL-Kahfi" Somalangu Kebumen merupakan Pondok Pesantren yang telah terhitung cukup tua keberadaannya. Karena Pondok Pesantren ini telah ada semenjak tahun 1475 M. Adapun tahun dan waktu berdirinya dapat kita ketahui diantaranya dari Prasasti Batu Zamrud Siberia Emerald Fuchsite berbobot 9 kg yang ada didalam Masjid Pondok Pesantren tersebut. Sebagaimana diketahui menurut keterangan yang dihimpun oleh para ahli sejarah bahwa ciri khas Pondok Pesantren yang didirikan pada awal purmulaan islam masuk di Nusantara adalah bahwa didalam Pondok Pesantren itu dipastikan adanya sebuah Masjid. Dan pendirian Masjid ini sesuai dengan kebiasaan waktu itu adalah merupakan bagian daripada pendirian sebuah Pesantren yang terkait dengannya. Prasasti ang mempunyai kandungan elemen kimia Al, Cr, H, K, O, dan Si ini bertuliskan huruf Jawa & Arab. Huruf Jawa menandai candra sengkalanya tahun. Sedangkan tulisan dalam huruf Arab adalah penjabaran dari candra sengkala tersebut. Terlihat jelas dalam angka tanggal yang tertera dengan huruf Arabic “25 Sya’ban 879 H” Ini artinya bahwa Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu resmi berdiri semenjak tanggal 25 Sya’ban 879 H atau bersamaan dengan Rabu, 4 Januari 1475 M. Pendirinya adalah Syekh As_Sayid Abdul Kahfi Al_Hasani. Beliau semula merupakan seorang tokoh ulama yang berasal dari Hadharamaut, Yaman. Lahir pada tanggal 15 Sya’ban 827 H di kampung Jamhar, Syihr. Datang ke Jawa tahun 852 H/1448 M pada masa pemerintahan Prabu Kertawijaya Majapahit atau Prabu Brawijaya I 1447 – 1451. Jadi setelah 27 tahun pendaratannya di Jawa, Syekh As_Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani barulah mendirikan Pondok Pesantren Al_Kahfi Somalangu. Biografi Pendiri Nama aslinya adalah Sayid Muhammad Ishom Al_Hasani. Merupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Ayahnya bernama Sayid Abdur_Rasyid bin Abdul Majid Al_Hasani, sedangkan ibunya bernama Syarifah Zulaikha binti Mahmud bin Abdullah bin Syekh Shahibuddin Al Huseini Inath. Ayah dari Syekh As_Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani adalah keturunan ke-22 Rasulullah saw dari Sayidina Hasan ra, melalui jalur Syekh As_Sayid Abdul Bar putera Syekh As_Sayid Abdul Qadir Al_Jaelani Al_Baghdadi. Beliau datang dari Bagdad, Irak ke Hadharamaut atas permintaan Syekh As_Sayid Abdullah bin Abu Bakar Sakran Al_Idrus Al_Akbar untuk bersama – sama ahlibait nabi yang lain menanggulangi para ahli sihir di Hadharamaut. Setelah para ahli sihir ini dapat dihancurkan, para ahlibait nabi tersebut kemudian bersama – sama membuat suatu perkampungan dibekas basis tinggalnya para ahli sihir itu. Perkampungan ini kemudian diberi nama “Jamhar” sesuai dengan kebiasaan ahlibait waktu itu yang apabila menyebut sesamanya dengan istilah Jamhar sebagaimana sekarang apabila mereka menyebut sesamanya dengan istilah “Jama’ah”. Sedangkan wilayah tempat kampung itu berada kini lebih dikenal dengan nama daerah Syihr, Syihir, Syahar ataupun Syahr. Yaitu diambil dari kata “Sihir” mengalami pergeseran bunyi dibelakang hari, untuk menandakan bahwa dahulu wilayah tersebut memang sempat menjadi basis dari para ahli sihir Hadharamaut, Yaman. Ayah dari Syekh As_Sayid Abdul Kahfi Al-HAsani ini akhirnya tinggal, menetap dan wafat di Palestina, karena beliau diangkat menjadi Imam di Baitil Maqdis Masjidil Aqsha. Di Palestina beliau masyhur dengan sebutan Syekh As_Sayid Abdur_Rasyid Al_Jamhari Al_Hasani. Makam beliau berada di komplek pemakaman imam – imam masjid Al_Quds. Sedangkan 4 saudara Syekh As_Sayid Abdul Kahfi Al_Hasani yang lain tinggal serta menetap di Syihr, Inath serta Ma’rib, Hadharamaut. Sayid Muhammad Ishom Al_Hasani semenjak usia 18 bulan telah dibimbing dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan keagamaan oleh guru beliau yang bernama Sayid Ja’far Al_Huseini, Inath dengan cara hidup didalam goa – goa di Yaman. Oleh sang guru setelah dianggap cukup pembelajarannya, Sayid Muhammad Ishom Al_Hasani kemudian diberi laqob julukan dengan Abdul Kahfi. Yang menurut sang guru artinya adalah orang yang pernah menyendiri beribadah kepada Allah swt dengan berdiam diri di goa selama bertahun – tahun lamanya. Nama Abdul Kahfi inilah yang kemudian masyhur dan lebih mengenalkan pada sosok beliau daripada nama aslinya sendiri yaitu Muhammad Ishom. Syekh As_Sayid Abdul Kahfi Al_Hasani ketika berusia 17 tahun sempat menjadi panglima perang di Yaman selama 3 tahun. Setelah itu beliau tinggal di tanah Haram, Makkah. Kemudian Pada usia 24 tahun, beliau berangkat berdakwah ke Jawa. Mendarat pertama kali di pantai Karang Bolong, kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. Setelah menaklukan dan mengislamkan Resi Dara Pundi di desa Candi Karanganyar, Kebumen lalu menundukkan Resi Candra Tirto serta Resi Dhanu Tirto di desa Candi Wulan dan desa Candimulyo kecamatan Kebumen, beliau akhirnya masuk ke Somalangu. Ditempat yang waktu itu masih hutan belantara ini, beliau hanya bermujahadah sebentar, mohon kepada Allah swt agar kelak tempat yang sekarang menjadi Pondok Pesantren Al_Kahfi Somalangu dapat dijadikan sebagai basis dakwah islamiyahnya yang penuh barokah dikemudian hari. Selanjutnya beliau meneruskan perjalanannya ke arah Surabaya, Jawa Timur. Di Surabaya, Syekh As_Sayid Abdul Kahfi Al_Hasani tinggal di Ampel. Ditempat itu beliau diterima oleh Sunan Ampel dan sempat membantu dakwah Sunan Ampel selama 3 tahun. Kemudian atas permintaan Sunan Ampel, beliau diminta untuk membuka pesantren di Sayung, Demak. Setelah pesantren beliau di Sayung, Demak mulai berkembang Syekh As_Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani kemudian diminta oleh muballigh – muballigh islam di Kudus agar berkenan pindah dan mendirikan pesantren di Kudus. Problem ini terjadi karena para muballigh islam yang telah lebih dahulu masuk di Kudus sempat kerepotan dalam mempertahankan dakwah islamiyahnya sehingga mereka merasa amat membutuhkan sekali kehadiran sosok beliau ditengah – tengah mereka agar dapat mempertahankan dakwah islamiyah di wilayah tersebut. Setelah Syekh As_Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani tinggal di Kudus dan mendirikan pesantren ditempat itu, Sunan Ampel kemudian mengirim puteranya yang bernama Sayid Ja’far As_Shadiq belajar pada beliau di Kudus. Tempat atsar pesantren Syekh As_Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani di Kudus ini sekarang lebih dikenal orang dengan nama “Masjid Bubrah”. Adapun riwayat tentang “Masjid Bubrah” ini akan kita sajikan dalam bagian tersendiri. Ketika berada di pesantren beliau ini, Sayid Ja’far As_Sahdiq sempat pula diminta oleh beliau untuk menimba ilmu pada ayah beliau yang berada di Al-Quds, Palestina yaitu Syekh As_Sayid Abdur Rasyid Al-Hasani. Oleh karena itu setelah selesai belajar di Al-Quds, Palestina atas suka citanya sebagai rasa syukur kepada Allah Swt bersama Syekh As_Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani, Sayid Ja’far As_Shadiq kemudian mendirikan sebuah masjid yang ia berinama “Al-Aqsha”. Oleh Syekh As_Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani, Sayid Ja’far As_Sahadiq kemudian ditetapkan sebagai imam masjid tersebut dan Syekh As_Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani kemudian pindah ke Demak guna membantu perjuangan Sultan Hasan Al-Fatah Pangeran Jimbun Abdurrahman Khalifatullah Sayidin Panatagama di Kerajaan Islam Demak. Syekh As_Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani menikah di Demak pada saat usianya telah mencapai kurang lebih 45 tahun. Pada waktu putera pertamanya telah berusia kurang lebih 5 tahun, beliau bersama isteri dan puteranya itu hijrah dari Demak ke Somalangu untuk mendirikan Pesantren. Di Somalangu inilah beliau akhirnya bermukim dan pesantren yang didirikannya kemudian hari dikenal dengan nama Pesantren Al_Kahfi Somalangu. Syekh As_Sayid Abdul Kahfi Al_Hasani terhitung cukup lama dalam mengasuh Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu. Yaitu berkisar mencapai 130-an tahun. Oleh karenanya jika sejarah keadaan Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu sepanjang kepengasuhan beliau dibeberkan akan menelan kisah yang cukup panjang. Syekh As_Sayid Abdul Kahfi Al_Hasani wafat pada malam jum’ah, 15 Sya’ban 1018 H atau bertepatan dengan tanggal 12 November 1609 M. Jasad beliau dimakamkan di bukit Lemah Lanang, Somalangu, Kebumen. Dan beliaulah orang pertama yang dimakamkan di tempat tersebut. PRASASTI batu zamrud warna hijau seberat 90 kilogram itu masih tersimpan di Pondok Somalangu, Desa Sumberadi, Kecamatan Kebumen. Jika angka di prasasti tahun 979 Hijriyah atau 1475 Masehi benar, pondok tersebut sudah berdiri sebelum nama Kebumen muncul. Perkiraan berdirinya Pesantren Al Kahfi Somalangu itu diungkapkan KH Afifuddin Chanif Al Hasani atau Gus Afif 40, selaku generasi penerus keturunan ke-16 dan pengasuh pesantren tersebut, Rabu kemarin. Dia menuturkan, dari berbagai manuskrip dan kitab-kitab kuna yang tersimpan serta risalah sejarah, daerah Kebumen kala itu 1475-an masih berupa rawa dan hutan. Bahkan daerah Somalangu dulunya hutan lebat. Lalu siapa sebenarnya pendiri Somalangu? Menurut Gus Afif, pendirinya tidak lain Sayid Muhammad Ishom Al Hasani atau lebih dikenal dengan nama Syekh Abdul Kahfi. Dia ulama yang berasal dari Jamhar, Hadramaut di Yaman. Konon awalnya Syekh Abdul Kahfi yang suka mengembara dari gua ke gua sehingga dijuluki Abdul Kahfi, kali pertama mendarat di Pantai Karangbolong. Untuk hal yang satu ini tentu perlu penelitian lagi. Namun Gus Afif menjelaskan, setelah mendarat di Pantai Karangbolong, Abdul Kahfi berjalan ke Karanganyar. Kala itu ada kampung sudah banyak penghuninya. Ulama dari Yaman itu lalu berhasil mengislamkan salah satu resi, bernama Darapundi. Menandai pengislamaan itu, desa tersebut dinamai Desa Candi. Abdul Kahfi berjalan ke arah timur Kebumen hingga bertemu dua resi lagi, yaitu Candratirto dan Danutirto. Dua resi itu pun bisa menganut Islam dan dua desa tadi kemudian dinamai Desa Candimulyo dan Desa Candiwulan yang Berlokasi dekat dengan Somalangu Desa Sumberadi. Gus Afif menjelaskan, dari anak keturunan Abdul Kahfi banyak yang menjadi ulama besar. Abdul Kahfi sendiri adalah ulama penasihat raja Raden Fatah Demak dan pernah mewakili Sunan Ampel dalam sebuah forum ulama membahas tentang pengikut Syekh Siti Jenar. Pondok Somalangu juga masih menyimpan tanda kenang-kenangan dari Hang Tuah, tokoh ulama keturunan Cina Melayu yang pernah datang ke Somalangu. Masih banyak kisah sejarah belum tersibak dari manuskrip dan kitab-kitab kuna karya para leluhur Somalangu. Cagar Budaya Muhammad Baehaqi, selaku konsultan perintisan cagar budaya itu mengakui, dari kajian beberapa ahli purbakala yang datang ke Somalangu, memang pesantren tersebut pernah menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa. Pihaknya mengusulkan agar Pesantren Somalangu berikut peninggalannya dijadikan cagar budaya religius. Awalnya memang ada pemikiran sederhana untuk mendirikan perpustakaan dan museum. Namun melihat aset budaya dan sejarah yang tersisa, mulai kitab-kitab lama, bangunan masjid tua, kawasan pondok, ada yoni dan lingga, serta perkampungan dengan rumah-rumah penduduk berarsitektur lama, kawasan Somalangu layak menjadi cagar budaya religius. Menurut Gus Afif Al_Hasani Pengasuh, khusus peninggalan kitab-kitab kuno dan manuskrip itu jumlahnya ribuan. Baru sebagian kecil telah dibaca dan dipelajari oleh ahli dari dinas kepurbakalaan Jateng. Karena itu dibutuhkan tempat sekaligus sistem perawatan naskah-naskah kuno yang erat dengan tinggalan sejarah itu. Tentu demi kepentingan ilmiah, wisata serta rekonstruksi sejarah. Demikian pula Masjid Somalangu. Hampir sebagian besar bangunan masjid kuno itu masih seperti adanya. Mulai mustaka masjid, mimbar dan tiang utama. Hanya beberapa tembok dan halaman sudah direnovasi. Bangunan induk berupa saka guru dan mustaka masih asli, sebagaimana awal didirikan sekitar tahun 1475. Sedangkan asrama pondok tempat belajar, sebagian masih menyisakan bangunan lama. Rumah panggung yang di bawahnya sekaligus ada kolam-kolam tempat wudlu pun masih tersisa. Kompleks pondok itu berjarak hanya nsekitar 1,5 kilometer dari jalan raya Kebumen-Kutoarjo Lihat Humaniora Selengkapnya SEJARAHPONDOK PESANTREN AL-KAHFI SOMALANGU SEJARAH SINGKAT PONDOK PESANTRENPondok Pesantren Al Kahfi Somalangu Kebumen merupakan Pondok Pesantren yang telah terhitung cukup tua keberadaannya. Karena Pondok Pesantren ini telah ada semenjak tahun 1475 M. Adapun tahun dan waktu berdirinya dapat kita ketahui di antaranya dari Prasasti Batu Zamrud Siberia Emerald Fuchsite berbobot 9 Kg yang ada di dalam Masjid Pondok Pesantren diketahui, menurut keterangan yang dihimpun oleh para ahli sejarah bahwa ciri khas Pondok Pesantren yang didirikan pada awal purmulaan Islam masuk di Nusantara adalah bahwa di dalam Pondok Pesantren itu dipastikan adanya sebuah Masjid. Dan pendirian Masjid ini sesuai dengan kebiasaan waktu itu adalah merupakan bagian daripada pendirian sebuah Pesantren yang terkait dengannya. Prasasti yang mempunyai kandungan elemen kimia Al, Cr, H, K, O, dan Si inibertuliskan huruf Jawa & Arab. Huruf Jawa menandai candra sengkalanya tahun. Sedangkan tulisan dalam huruf Arab adalah penjabaran dari candra sengkala tersebut. Terlihat jelas dalam angka tanggal yang tertera dengan huruf Arabic “25 Sya’ban 879 H”. Ini artinya bahwa Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu resmi berdiri semenjak tanggal25 Sya’ban 879 H atau bertepatan dengan hari Rabu, 4 Januari 1475 adalah As-Syeikh As-Sayyid Abdul Kahfi Al Hasani. Beliau semula merupakan seorang tokoh ulama yang berasal dari Hadharamaut, Yaman. Lahir pada tanggal 15 Sya’ban 827 H di kampung Jamhar, Syihr. Datang ke Jawa tahun 852 H/1448 Mpada masa pemerintahan Prabu Kertawijaya, Majapahit atau Prabu Brawijaya I 1447 – 1451. Jadi setelah 27 tahun pendaratannya di Jawa, As-Syekh As-Sayyid Abdul Kahfi AlHasani barulah mendirikan Pondok Pesantren Al Kahfi PENDIRINama aslinya adalah As-Syekh As-Sayyid Muhammad Ishom Al Hasani. Beliau mertupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Ayahnya bernama As-Syekh As-Sayyid Abdur Rasyid bin Abdul Majid Al Hasani, sedangkan ibunya bernama Syarifah Zulaikha binti Mahmud bin Abdullah bin As-Syekh Shahibuddin Al Huseini Inath. Ayah dari Syekh As[1]Syekh As-Sayyid Abdul Kahfi Al Hasani adalah keturunan ke-22 Rasulullah saw dari Sayyidina Hasan ra, melalui jalur As-Syekh As-Sayyid Abdul Bar putera As-Syekh As[1]Sayyid Abdul Qadir Al Jaelani Al datang dari Bagdad, Irak ke Hadharamaut atas permintaan As-Syekh As-Sayyid Abdullah bin Abu Bakar Sakran Al Idrus Al Akbar untuk bersama-sama ahlibait nabi yang lain menanggulangi para ahli sihir di para ahli sihir ini dapat dihancurkan, para Ahlibait Nabi tersebut kemudian bersama–sama membuat suatu perkampungan di bekas basis tinggalnya para ahli sihir itu. Perkampungan ini kemudian diberi nama “Jamhar” sesuai dengan kebiasaan ahlibait waktu itu yang apabila menyebut sesamanya dengan istilah Jamhar sebagaimana sekarang apabila mereka menyebut sesamanya dengan istilah “Jama’ah”. Sedangkan wilayah tempat kampung itu berada kini lebih dikenal dengan nama daerah Syihr, Syihir, Syahar ataupun Syahr. Yaitu diambil dari kata “Sihir” mengalami pergeseran bunyi dibelakang hari, untuk menandakan bahwa dahulu wilayah tersebut memang sempat menjadi basis dari para ahli sihir Hadharamaut, dari As-Syekh As-Sayyid Abdul Kahfi Al Hasani ini akhirnya tinggal, menetap dan wafat di Palestina, karena beliau diangkat menjadi Imam di Baitil Maqdis Masjidil Aqsha. Di Palestina beliau masyhur dengan sebutan As-Syekh As-Sayyid Abdur Rasyid AlJamhari Al Hasani. Makam beliau berada di komplek pemakaman imam–imam masjid Al Quds. Sedangkan 4 saudara As-Syekh As-Sayyid Abdul Kahfi Al Hasani yang lain tinggal serta menetap di Syihr, Inath serta Ma’rib, Hadharamaut. As-Syekh As-Sayyid Muhammad Ishom Al Hasani sejak usia 18 bulan telah dibimbing dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan keagamaan oleh guru beliau yang bernama Sayyid Ja’far Al Huseini, Inath dengan cara hidup di dalam goa-goa di Yaman. Oleh sang guru setelah dianggap cukup pembelajarannya, As-Syekh As-Sayyid Muhammad Ishom Al Hasani kemudian diberi laqob julukan dengan Abdul Kahfi. Yang menurut sang guru artinya adalah orang yang pernah menyendiri beribadah kepada Allah SWT dengan berdiam diri di goa selama bertahun-tahun lamanya. Nama Abdul Kahfi inilah yang kemudian masyhur dan lebih mengenalkan pada sosok beliau daripada nama aslinya sendiriyaitu As-Syekh As-Sayyid Muhammad Ishom. As-Syekh As-Sayyid Abdul Kahfi Al Hasani ketika berusia 17 tahun sempat menjadi panglima perang di Yaman selama 3 tahun. Setelah itu beliau tinggal di tanah Haram, Makkah. Kemudian Pada usia 24 tahun, beliau berangkat berdakwah ke Jawa. Mendarat pertama kali di pantai Karang Bolong, kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. Setelah menaklukan dan mengislamkan Resi Dara Pundi di desa Candi Karanganyar, Kebumen lalu menundukkan Resi Candra Tirto serta Resi Dhanu Tirto di desa CandiWulan dan desa Candimulyo kecamatan Kebumen, beliau akhirnya masuk ke tempat yang waktu itu masih hutan belantara ini, beliau hanya bermujahadah sebentar, mohon kepada Allah SWT agar kelak tempat yang sekarang menjadi Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu dapat dijadikan sebagai basis dakwah islamiyahnya yang penuh barokah dikemudian hari. Selanjutnya beliau meneruskan perjalanannya ke arah Surabaya, Jawa Surabaya, As-Syekh As-Sayyid Abdul Kahfi Al Hasani tinggal di Ampel. Di tempat itu beliau diterima oleh Sunan Ampel dan sempat membantu dakwah Sunan Ampel selama 3 tahun. Kemudian atas permintaan Sunan Ampel, beliau diminta untuk membuka pesantren di Sayung, Demak. Setelah pesantren beliau di Sayung, Demak mulai berkembang As[1]Syekh As-Sayyid Abdul Kahfi Al Hasani kemudian diminta oleh mubaligh-mubaligh islam di Kudus agar berkenan pindah dan mendirikan pesantren di Kudus. Problem ini terjadi karena para mubaligh islam yang telah lebih dahulu masuk di Kudus sempat kerepotan dalam mempertahankan dakwah Islamiyahnya sehingga mereka merasa amat membutuhkan sekali kehadiran sosok beliau di tengah-tengah mereka agar dapat mempertahankan dakwah Islamiyah di wilayah As-Syekh As-Sayyid Abdul Kahfi Al Hasani tinggal di Kudus dan mendirikan pesantren ditempat itu, Sunan Ampel kemudian mengirim puteranya yang bernama Sayyid Ja’far As_Shadiq belajar pada beliau di Kudus. Tempat atsar pesantren As-Syekh As- Sayyid Abdul Kahfi Al Hasani di Kudus ini sekarang lebih dikenal orang dengan nama “Masjid Bubrah”.Ketika berada di pesantren beliau ini, Sayyid Ja’far As Sahadiq sempat pula diminta oleh beliau untuk menimba ilmu pada ayah beliau yang berada di Al Quds, Palestina yaitu As-Syekh As-Sayyid Abdur Rasyid Al Hasani. Oleh karena itu setelah selesai belajar di Al Quds, Palestina atas suka citanya sebagai rasa syukur kepada Allah Swt bersama As-Syekh As-Sayyid Abdul Kahfi Al Hasani, Sayyid Ja’far As_Shadiq kemudian mendirikan sebuah masjid yang ia beri nama “Al Aqsha”. Oleh As-Syekh As-Sayyid Abdul Kahfi Al Hasani, Sayyid Ja’far As Sahadiq kemudian ditetapkan sebagai imam masjid tersebut dan As-Syekh As-Sayyid Abdul Kahfi Al Hasani kemudian pindah ke Demak guna membantu perjuangan Sultan Hasan Al Fatah Pangeran Jimbun Abdurrahman Khalifatullah Sayyidin Panatagama di Kerajaan Islam As-Sayyid Al Hasani menikah di Demak pada saat usianya telah mencapai kurang lebih 45 tahun. Pada waktu putera pertamanya telah berusia kurang lebih 5 tahun, beliau bersama isteri dan puteranya itu hijrah dari Demak ke Somalangu untuk mendirikan Pesantren. Di Somalangu inilah beliau akhirnya bermukim dan pesantren yang didirikannya kemudian hari dikenal dengan nama Pesantren Al Kahfi Somalangu. As-Syekh As-Sayyid Abdul Kahfi Al Hasani terhitung cukup lama dalam mengasuh Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu. Yaitu berkisar mencapai 130-an tahun. Oleh karenanya jika sejarah keadaan Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu sepanjang kepengasuhan beliau dibeberkan akan menelan kisah yang cukup As-Sayyid Abdul Kahfi Al Hasani wafat pada malam Jum’at, 15 Sya’ban 1018 H atau bertepatan dengan tanggal 12 November 1609 M. Jasad beliau dimakamkan di bukit Lemah Lanang, Somalangu, Kebumen. Dan beliaulah orang pertama yang dimakamkan di tempat tersebut. Prasasti batu zamrud warna hijau seberat 9 kilogram itu masih tersimpan di Pondok Pesantren Somalangu, Desa Sumberadi, Kecamatan Kabupaten Kebumen. Jika angka di prasasti tahun 879 Hijriyah atau 1475 Masehi benar, pondok tersebut sudah berdiri sebelum nama Kebumen muncul. KABUPATEN Kebumen memiliki sekitar 167 pondok pesantren besar dan kecil yang tersebar di sejumlah kecamatan. Dari jumlah itu, ada beberapa pesantren yang berusia sangat tua. Salah satunya ialah Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu di Desa Sumberadi, Kecamatan/Kabupaten Kebumen. Pesantren ini dirikan tahun 1475 M oleh seorang ulama asal Hadharamaut, Yaman yang bernama Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al Hasani. Tahun dan waktu berdirinya pesantren itu ketahui dari Prasasti Batu Zamrud Siberia Emerald Fuchsite yang terdapat di dalam masjid di komplek pesantren. Prasasti batu zamrud warna hijau itu bertuliskan huruf Jawa dan Arab. Huruf Jawa dengan candra sengkala yang tertulis "Bumi Pitu Ina" menandai tahun berdirinya. Sedangkan tulisan dalam huruf Arab merupakan penjabaran dari candra sengkala tersebut. Angka tanggal yang tertera dengan huruf hijaiyah ialah "25 Syaíban 879 H" atau bersamaan dengan Rabu, 4 Januari 1475 M. Jika angka tersebut benar adanya, pesantren Al Kahfi sudah berdiri sejak 537 tahun silam. Di usianya yang lebih dari lima abad, pesantren yang hanya berjarak sekitar 1,5 km dari Jalan Raya Kebumen-Kutoarjo itu masih bertahan menjadi pusat pendidikan islamiyah. Dari masa ke masa, pesantren ini menelurkan para ulama besar yang tersebar di nusantara. Bahkan pada masa perjuangan, pesantren Al Kahfi menjadi pusat perjuangan umat Islam dalam melawan penjajah Belanda. Dengan sejarah panjang yang dimilikinya, Pesantren Al Kahfi memang kaya akan peninggalan historis. Dari sisi bangunan, masih tersisa Masjid Al Kahfi yang berdiri kokoh. Masjid yang berada di dalam komplek pesantren itu masuk dalam daftar bangunan cagar budaya Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala BP3 Jateng. Konon saat dibangun pertama kali, masjid Al Kahfi dibangun dengan atap daun ilalang yang selalu mengeluarkan bau wangi. Adapun keunikan pada bangunan masjid yang masih bisa dijumpai ialah pada terakota mustaka masjid yang terbuat dari tanah liat, tertulis angka tahun 1299 Hijriyah atau 1878 Mesehi. Sedangkan pada genteng, terdapat tulisan menggunakan bahasa Belanda ìAboengamar Steen & Pannem Fabriek Sokkaî. Tidak hanya masjid, bangunan asrama pondok tempat belajar santri, sebagian masih menyisakan bangunan lama. Sebuah rumah panggung yang di bawahnya sekaligus ada kolam-kolam tempat wudlu juga masih dipertahankan. Di pintu rumah panggung tersebut tertulis nama komplek yakni ìPasukan Bangkong Reangî. Dalam cerita rakyat, Ki Bangkong Reang terkenal dengan kesaktiannya yang selalu membantu memberikan ilmu-ilmu baik ilmu agama maupun ilmu kanuragan. Ki Bangkong Reang merupakan tokoh yang sakti yaitu bisa berubah wujud menjadi katak, kodok dalam menyerang musuh. Sistem Pembelajaran Seiring dengan perkembangan jaman, Pesantren Al Kahfi Somalangi dipimpin oleh generasi penerusnya. Saat ini, pesantren tersebut dipimpin oleh KH Afifuddin Chanif Al Hasani atau Gus Afif yang merupakan generasi penerus keturunan ke-16 dan pengasuh pesantren tersebut. Setidaknya terdapat sekitar 700 santri yang terdiri atas 500 santri putra dan 200 santri putri. Sudah lima abad berdiri, pesantren ini mempertahankan metodologi pembelajaran klasik seperti sorogan dan bandongan. Kitab-kitab yang diajarkan antara ilmu nahwu, shorof fiqih, tafsir Alquran dan hadist. Beberapa kitab fiqih yang diajarkan seperti Safinatun Najah, Fatkul Qorib, Fatkhul Muíin, dan Fatkhul Wahab. Selain metode klasik, dalam pembelajaran agama pesantren Al Kahfi juga menerapkan sistem klasikal melalui madrasah diniyah madin. Santri terbagi sesuai tingkatan yakni Ibtida awal, Wustho dan Uliya. Sebagian proses pembelajaran agama itu dilaksanakan pada sore dan malam hari hingga setelah subuh. Maklum, sebagian besar santri juga belajar ilmu umum baik di SMP Al Kahfi, SMA Al Kahfi, dan SMK Al Kahfi. Sekolah umum yang berada di bawah yayasan pesantren dan lokasi gedungnya juga berada di dalam komplek pesantren. Gus Afif yang memimpin pesantren itu sejak tahun 1992-1993 tersebut awalnya mendirikan SMK Al Kahfi tahun 1995 dan sekarang berkembang memiliki 12 kelas. Sukses mendirikan SMK, tahun 2003 disusul mendirikan SMP Al Kahfi yang kini memiliki Sembilan kelas. Baru setelah itu dirikan SMA Al Kahfi yang baru memiliki tiga kelas. Sebagian siswa sekolah tersebut sembari mondok di pesantren, dan sebagian lagi siswa dari sekitar pesantren. Supriyanto-91 Sumber Hal yang membuat saya tertarik berkunjung ke Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu Kebumen adalah karena kabarnya di sana ada sebuah prasasti kuno dari batu Zamrud Siberia yang menengarai tahun berdirinya pondok ini, yaitu pada 25 Sya'ban 879 H atau 4 Januari 1475 M. Ini pondok pesantren pertama yang pernah saya kunjungi sejauh ini. Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu sangat tua, lebih dari 500 tahun. Sesudah dari Makam Bulupitu, kembali ke jalan utama kami belok kanan. Setelah 4 km belok kanan di pertigaan Kedung Bener, 50 m sebelum Ringroad , menyeberangi rel dan 1 km kemudian belok kanan di pertigaan. Sekitar 450 meter dari pertigaan itu kami masuk gang ke kanan, mentok gang belok kanan lagi, dan sampailah kami di halaman Masjid Al Kahfi Somalangu. Masjid Al Kahfi Somalamgu Serambi Masjid Al Kahfi ditopang tiang-tiang kayu jati tua dengan umpak beton. Ada tiga pintu masuk ke ruang utama masjid, yang tengah berdaun pintu empat dan yang samping berdaun pintu dua. Langit bagian dalam Masjid Al Kahfi dihias dengan ornamen ukir silang, sedangkan atap masjid berbentuk limasan tumpang, dengan mustaka terakota yang masih asli. Jika diperhatikan, di bagian tengah kayu bagian atas Mimbar Masjid Al Kahfi terdapat bagian tanpa ukir. Di tempat itu sebelumnya ada kepala kerbau atau Nandi yang dibuang karena mungkin berbau Hindu. Hanya tinggal bekas kepala dan telinga yang terlihat. Di mimbar juga konon ada tulisan angka 1000 H, namun saya tak menemukannya. Juga ada pahatan Bulus berkaki tiga pada batu pondasi dan candra sengkala berbunyi "Bumi Pitu Ina". Meskipun sudah mencari, namun lempeng batu dan ukiran bulus itu tak saya temukan. Yang tidak begitu lazim adalah adanya jendela pada dinding di kiri kanan mihrab. Pondok bertingkat para santri dan kantor pengurus pondok ada di sebelah kiri. Tempat wudlu di sebelah kanan, bersebelahan dengan pondok panggung yang asli di pesantren Al Kahfi. Beberapa santri Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu yang saya temui tak satu pun tahu dimana lokasi prasasti. Namun salah satunya memanggil pengurus pondok yang saya temui setelah selesai shalat. Pengurus Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu bernama Rahmat Amiruddin kemudian saya temui di kantornya yang berada sebelah depan kanan masjid. Rahmat yang berasal dari Telogosari itu menjadi santri sejak 2000, dan kemudian mengajar di sana. Sayangnya ia juga tidak tahu letak prasasti itu. Namun Rahmat memberikan fotokopi makalah berisi riwayat Pondok Pesantren Somalangu yang ditulis KH Afifuddin bin Chanif Al Hasani, yang menjadi pemimpin pondok pesantren ini sejak 1992. Makalah itu dibawakan pada 18 November 2006 di Focus Group Discussion sebagai persiapan status Cagar Budaya Masjid Somalangu. Pendiri Pondok Pesantren Somalangu adalah Syekh Muhammad 'Ishom Al-Hasani asal Syihr, Hadramaut, Yaman. Ia disebut Abdul Kahfi oleh gurunya, Ja'far bin Hasan dari 'Inath, karena beliau gemar menyendiri di dalam gua untuk beribadah, dan sering berpindah-pindah dari satu gua ke gua lainnya. Syekh Abdul Kahfi lahir pada tanggal 15 Sya'ban tahun 827H atau 12 Juli 1424 M. Ayahnya bernama Sayid Abdur Rasyid bin Abdul Majid al-Hulaimi al-Hasani, asal Baghdad, Irak, dan sang ibu bernama Syarifah Zulaikha binti Mahmud al-Huseini yang berasal dari 'Inath, Hadramaut, sebuah lembah di negeri Yaman. Pada usia 17 tahun beliau pernah menjabat sebagai panglima perang di Yaman selama 3 tahun. Selanjutnya beliau pergi ke Makkah untuk memperdalam ilmu agama. Selama lebih dari 3 tahun ia tinggal di sebuah kampung arah Tan'im yang sekarang dikenal sebagai Harrah Kahfi atau Kampung di Kebumen Pada 1448 M saat berusia 24 tahun Syekh Abdul Kahfi datang ke Pulau Jawa dan mendarat di Pantai Karang Bolong, Kebumen. Konon air laut yang dilalui Syekh Abdul Kahfi berubah menjadi air tawar, dan masih bisa dilihat di tepian Pantai Karangbolong terutama di saat petang. Beliau kemudian menyusuri alur Sungai Puring menuju arah ke utara hingga tiba di Gondosuli, Adimulyo. Selanjutnya naik ke daratan, menyusuri hutan belantara hingga sampai di Desa Candi, Kecamatan Karanganyar, dimana telah berdiri sebuah candi yang dibuat Resi Dara Pundi. Beliau juga berkunjung ke Desa Candiwulan, dan Candimulyo. Saat itu penduduk ketiga desa tersebut beragama Hindu yang masing-masing dipimpin Resi Dara Pundi, Resi Candra Tirto, dan Resi Dhanu Tirto. Resi Dara Pundi dan para pengikutnya akhirnya bersedia masuk Islam, namun Resi Candra Tirto dan Resi Dhanu Tirto memilih untuk tewas dalam Syekh Abdul Kahfi disebut bermujahadah di hutan dekat ketiga desa agar kelak membangun lembaga pendidikan Islam di sana. Beliau kemudian pergi ke Ampel, Surabaya, untuk membantu dakwah Sunan Ampel. Tiga tahun kemudian ia pindah ke Sayung, Demak, dan mendirikan pesantren. Beberapa tahun di sana, Syekh Abdul Kahfi pindah lagi ke Kudus. Di Kudus ia diminta Sunan Ampel untuk mendidik puteranya, Ja'far As-Shadiq, yang kelak menjadi Sunan Kudus. Syekh Abdul Kahfi juga mendatangkan sahabatnya Abu 'Amrin dari Hadramaut untuk membantu Sultan Demak Raden Fatah di bidang ketatanegaraan. Pada usia 45 tahun beliau menikah dengan puteri sulung Raden Fatah bernama Nur Thayyibah. Syekh Siti Jenar Dalam riwayat disebutkan bahwa setelah Syekh Siti Jenar dihukum mati oleh Dewan Majelis Ulama Demak oleh karena faham hulul atau konsep manunggaling kawula gusti dalam tasawuf yang diajarkannya, pendapat para ulama terbelah dua tentang nasib para pengikutnya. Sebagian berpendapat para pengikut Syekh Siti Jenar cukup dibina saja, sebagian lagi berpendapat mereka juga harus ikut dibinasakan. Pada muktamar yang digelar oleh Raden Fatah untuk menghindari konflik diantara pengikut kedua kubu, Syekh Abdul Kahfi mengusulkan agar para ulama memakai solusi hakekat, bukan hanya syariat. Cara yang diusulkannya adalah setiap ulama menuliskan pendapatnya dengan dasar syar'i di sebuah deluwang secara rahasia, dan lalu dimasukkan ke dalam sebuah kendi. Lalu seorang ulama akan memanjatkan doa yang isinya adalah jika Allah swt menghapus tulisan yang berisi pendapat yang tidak diridhoi, dan ulama lainnya cukup mengamini. Usul beliau diterima, dan Syekh Abdul Kahfi yang diminta untuk memimpin doa. Setelah selesai berdoa, hasilnya adalah pendapat yang menghendaki pengikut Syekh Siti Jenar dibinasakan ternyata terhapus semuanya. Para ulama pun bersyujud syukur karena berhasil mengambil keputusan yang benar dan terhindar dari perselisihan. Para pengikut Syekh Siti Jenar pun akhirnya cukup dibina, tidak dibinasakan. Sebagai ungkapan terima kasih telah berhasil meredam konflik, Raden Fatah memberi hadiah berupa status tanah perdikan untuk wilayah yang digunakan oleh Syekh Abdul Kahfi untuk berdakwah, yaitu wilayah yang kemudian dikenal bernama nama Somalangu Pada saat Raden Fatah membuat titah raja yang berisi keputusan pemberian hadiah tanah perdikan kepada Syekh Abdul Kahfi itu beliau menggunakan bahasa Arab sebagai pengantarnya yang ditutup dengan tulisan yang berbunyi 'Tsumma Dha'u'. Nama itu kemudian digunakan sebagai nama daerah tanah perdikan yang kemudian menjadi tempat tinggal Syekh Abdul Kahfi. Adalah karena lidah Jawa yang sulit melafalkan kata dalam bahasa Arab, membuat nama itu lama kelamaan mengalami proses 'di-Jawa-kan' sehingga akhirnya berbunyi Pondok Pesantren Akhirnya pada 24 Sya'ban 879 H 1475 M, setelah 20 tahun lebih berdakwah di pesisir utara Pulau Jawa, bersama istri dan anaknya yang masih kecil Syekh Abdul Kahfi berangkat menuju Somalangu, Kebumen. Mereka sampai di Somalangu menjelang maghrib esok harinya. Setelah maghrib ia mendirikan masjid 9 x 9 meter sebagai awal pesantren. Setelah itu dibangun rumah tinggal sederhana di sebelah utara masjid. Prasasti yang menandai berdirinya Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu adalah lempeng batu berukir lapis kuning bertanda 25 Sya'ban 879 Pondok Pesantrean Somalangu Sejak didirikan, Pondok Pesantren al-Kahfi Somalangu telah mengalami pergantian pimpinan sebanyak 16 kali. Generasi ke-2 adalah Syekh Muhtarom Al Hasani, yang merupakan putera laki-laki tertua syekh Abdul Kahfi, dan pernah berjuang membantu Sunan Gunung Jati ketika menghadapi pasukan Pajajaran. Sayid Imam Wahid, adik kandung Syekh Muhtarom, adalah penyebar agama Islam di daerah Sampang, Madura. Generasi ke-3 adalah Syekh Jawahir al-Hasani yang merupakan putera laki-laki tertua Syekh Muhtarom. Beliau menikah dengan Syarifah Hafsoh, puteri Sunan Kudus, dan banyak berperan dalam kegiatan dakwah di Kudus dan Cirebon. Dalam berdakwah, beliau sering bersama Syekh Fathul Barri mBah Wali Suro, Tegal Gubug, Arjowinangun, Cirebon. Syekh Jawahir juga dikenal sebagai Syekh Wali Ghoib. Adik perempuannya yang bernama Syaridah Zahratuz Zamaniyah menikah dengan adik Sunan Gunung Jati yang bernama Syarif Burhan Ki Ageng Getas Nagoro yang menyebarkan agama Islam di daerah Yogyakarta Selatan dan tinggal di daerah Imogiri. Sedangkan adik laki-laki Syekh Jawahir yang bernama Sayid 'Athoillah menjadi menantu Raja Rum IX dengan menikahi puterinya yang bernama Sa'diyatul Munawwarah. Mereka berdakwah di daerah Karanganyar, Solo. Generasi ke-4 adalah Syekh Yusuf al-Hasani. Beliau adalah putera laki laki tertua dari Syekh Jawahir. Selain memimpin pondok pesantren al-Kahfi Somalangu, beliau juga membuka pesantren di daerah Gowa, Sulawesi Selatan dan juga menyebarkan Islam di Somalia, sampai beliau wafat di sana. Generasi ke-5 adalah Syekh Hasan al-Hasani, putera laki-laki tertua dari Syekh Yusuf. Setelah sang ayah meninggal di Somalia, beliau meninggalkan Somalangu untuk mengasuh pesantren di Krakit, Gowa, sampai wafat di sana. Di Krakit, beliau juga dikenal sebagai Syekh Hayatul Hukmi. Generasi ke-6 adalah Syekh Abdul Mannan al-Hasani, putera laki-laki tertua Syekh Hasan. Beliau memimpin Pesantren Somalangu sejak usia 17 tahun, dan dikenal sebagai Syekh Tajul 'Arifin. Wafat di Gujarat, India. Generasi ke-7 adalah Syekh Zakariya al-Hasani, putera laki-laki tertua Syekh Abdul Manna. Beliau tinggal lama di Baghdad, sebelum kembali ke Somalangu dan kemudian menetap di Krakit hingga wafatnya. Nama lain beliau adalah Fathurrahman. Generasi ke-8 adalah Syekh Abdul Hannan as-Siraji al-Hasani, putera laki-laki tertua Syekh Zakariya. Beliau lebih banyak berada di luar Somalangu, sempat mendirikan masjid di Pattani Thailand, dan aktif berdakwah di Maluku Utara. Sejak ditinggal beliau, Pondok Pesantren Somalangu semmpat berhenti total. Generasi ke-9 adalah Syekh Yusuf al-Hasani, putera laki-laki tertua Syekh Abdul Hannan yang membuka pesantren dan daerah baru di wilayah selatan Kebumen yang sekarang bernama Bulus Pesantren, oleh karena berharap sang ayah akan kembali lagi ke Somalangu. Generasi ke-10 adalah Syekh Zainal 'Abidin al-Hasani, putera laki-laki tertua Syekh Yusuf, yang menjadi mertua dari Kyai Imam Nadi. Masjid Kauman Kebumen didirikan atas prakarsa beliau, yang kemudian diasuh oleh Kyai Iman Nadi. Generasi ke-11 adalah Syekh Muhammad al-Marwah al-Hasani, putera laki-laki tertua dari Syekh Zainal 'Abidin. Beliau lahir di Makkah dan tinggal di sana hingga berusia 3 tahun. Diantara murid beliau adalah Pangeran Diponegoro, dan adik kandung sang pangeran yang bernama RA Kurniasih menikah dengan Qasim al-Hasani, adik sepupu dari Syekh Muhammad. Karena pernikahan dengan puteri Sultan HB III itu, Qasim al-Hasani mendapat gelar R. Surowijoyo dari Keraton Yogyakarta, dan kemudian memimpin perang melawan Belanda di wilayah Magelang hingga Semarang. Generasi ke-12 adalah Syekh Ibrahim Al Hasani atau Syekh Abdul Kahfi II, putera laki-laki tertua Syekh Muhammad. Pada jamannya, banyak alumni menjadi tokoh terkenal seperti Kya Abbas Buntet Cirebon, Kyai Dalhar - Watu Congol Muntilan, dan Kyai Dahlan - Jampes. Generasi ke-13 adalah Syekh Abdurrahman al-Hasani, putera laki-laki tertua Syekh Ibrahim. Beliau sering bolak-balik pergi ke Hejaz hingga negara itu berubah menjadi Arab Saudi setelah mengalami revolusi yang dipimpin oleh Muhammad bin Suud dan anaknya Abdul Aziz. Beliau disebut pernah menjadi panglima perang Ottoman di jaman Sultan Abdul Aziz 1876, sehingga ketika wafat mendapat kehormatan dengan upacara kebesaran militer yang dipimpin langsung oleh Raja Abdul Aziz bin Suud pada 16 Oktober 1938. Lalu pada generasi ke-14 pemimpin Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu dipegang Syekh Mahfudz Al Hasani, yang dimasanya pesantren mengalami kejayaan. Saat itu ada santri yang berasal dari Gujarat India, Malaysia, Singapura, dan Arab Saudi. Namun pada masanya pesantren juga mengalami kevakuman karena pergolakan politik di jaman revolusi. Beliau meninggal pada tahun 1950 dan dimakamkan di Gunung Selok, Cilacap. Generasi ke-15 adalah Ustadz Chanifuddin al-Hasani, putera laki-laki kedua Syekh Mahfudz karena putera pertamanya meninggal sebelum menikah. Oleh sebab beliau lebih banyak aktif di NU dan DPRD Kebumen, pelaksana harian Pondok Pesantren Somalangu diwakilkan kepada KH Thoefur. Generasi ke-16 adalah Ustadz Afifuddin al-Hasani, putera laki-laki tertua dari Ustadz Chanifuddin, yang mengasuh Pondok Pesantren al-Kahfi Somalangu dari tahun Lanang Syekh Abdul Kahfi wafat pada Jumat 15 Sya'ban 1018 H 15 November 1605 dalam usia 185 tahun dan dimakamkan di pemakaman Lemah Lanang yang berjarak lumayan jauh dari Somalangu. Rahmat menjelaskan bahwa di Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangi biasa diadakan acara Khol setahun dua kali, yaitu pada tanggal 25 bulan Ruwah dan pada tanggal 25 bulan Mulud. Pengaruh Pondok Pesantren Somalangu Di dalam makalah KH Afifuddin itu disebutkan bahwa setidaknya ada lima alasan mengapa Somalangu disebut sangat berjasa dalam perkembangan agama Islam, khususnya di wilayah Kebumen, dan di Pulau Jawa pada umumnya. Yang pertama adalah karena tokoh Somalangu merupakan peletak dasar berkembangnya Islam di daerah Kebumen. Baik ketika pertama kali tiba di Kebumen, dan terutama setelah kedatangan Syekh Abdul Kahfi ke Kebumen yang kedua kalinya dan lalu mendirikan masjid dan pesantren di Somalangu sejak tahun 1475 M. Yang kedua adalah karena tokoh-tokoh Somalangu banyak yang disebar ke berbagai daerah untuk berdakwah, baik di wilayah Kebumen dan sekitarnya hingga ke luar Pulau Jawa. Diantara daerah itu adalah Banyumas, Blitar, Cilacap, Cirebon, Demak, Gowa, Kediri, Kudus, Magelang, Maluku, Pattani Thailand, Purworejo, Sampang, Semarang, Solo, Yogyakarta, dan daerah lainnya. Alasan yang ketiga adalah Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu menjadi tempat penggemblengan calon-calon penyiar agama Islam tangguh dan tak kenal lelah. Keempat, sebagaiman telah disinggung di atas, Somalangu juga ikut berperan dalam menata ketatanegaraan Demak, dan yang kelima adalah Somalangu ikut mengambil bagian dalam perlawanan terhadap penjajah Belanda. Jumlah santri dan murid di pondok pesantren Al Kahfi Somalangu kini sekitar 700 orang. Setiap Minggu Wage di pesantren diadakah pengajian rutin, sedangkan wirid biasa dilakukan sehabis setiap shalat. Selain itu ada pula kegiatan ekstra berupa kelompok Hadrah dan Marawis yang berlatih setiap malam Senin, malam Jumat, malam Minggu. Alamat Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu berada di Desa Sumberadi, Kecamatan Kebumen, Kebumen. Lokasi GPS Waze. Hotel di Kebumen, Tempat Wisata di Kebumen, Peta Wisata Kebumen.

biaya masuk ponpes al kahfi somalangu